KARO, KABARSUMUT.com – Bule asal negeri Belanda mengembangkan 14 jenis bunga krisan berkualitas ekspor di Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Ia juga sekaligus menjadikan areal budidaya bunga dalam green house itu menjadi objek wisata bunga studi tiru di Kabupaten Karo.
Pemilik green house bunga krisan, Berts dan Marica, Jumat (7/2/2020) mengatakan, warna bunga krisan sangat beragam, daunnya unik, dan bentuknya bermacam-macam. Salah satu yang menarik dari bunga krisan adalah ragam wujudnya. Baik itu aneka bentuk seruni sampai aneka rupa warna bunga krisan.
Saat ini, kata dia, ada 14 jenis bunga krisan yang dibudidayakan. Bunga krisan yang dikembangkan per minggu, mampu menghasilkan 30 ribu batang setelah masa panen, semua ini dipasarkan ke Jakarta dan sekitar Medan.
“Selebihnya, dua bulan kedepan, bunga krisan ini sudah dapat kami ekspor ke negara Jepang. Sebab selama ini pihak Jepang sudah melakukan penjajakan dan kerjasama bersama kami melalui kantor pusat di Tanjung Morawa, sedangkan di Merek ini hanya cabang,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, perkembangan bunga krisan dalam green house seluas 1,2 Ha, mulai proses tanam hingga panen, membutuhkan waktu hanya 15 minggu. Sehingga, pengembangan bunga krisan terus ditingkatkan dari sekarang. “Tingginya permintaan dari pihak Jepang, maka kita akan menambah luas green house menjadi 6 Ha lagi,” tuturnya.
Menanggapi itu, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH didampingi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Karo Ny. Sariati br Sitompul mengaku kagum dan takjub melihat warna-warni bunga yang tumbuh dan beraneka ragam jenis bunga yang dikembangkan.
Dikatakan, ini merupakan kali pertama ia berkunjung ke green house milik bule asal Belanda tersebut, setelah mendapat informasi dari ibu-ibu PKK Karo. Menurutnya, setelah dilihat, alur penanaman hingga proses perawatan dan panen, memang cukup rumit dan butuh biaya yang relatif besar.
“Namun semua ini dapat dijadikan studi tiru agar masyarakat mengembangkan bunga krisan melalui BUMDes. Untuk itu, diminta kepada Kabid Hortikultura Mikael Purba buat study tiru, potensi ini cukup untuk dijadikan contoh. Caranya, manfaatkan lahan Pemkab Karo yang ada di Desa Nagara, kelola melalui BUMDes. Selanjutnya, adakan kerja sama melalui MoU,” pinta Terkelin.
Sementara, Ketua TP PKK Karo Ny. Sariati br Sitompul mengatakan, untuk menjaga stabilitas pasar bunga ditingkat lokal, pengusaha atau pengembang bunga krisan asal Belanda itu diharapkan lebih memfokuskan ekspor bunganya ke luar Tanah Karo.
“Hal ini bertujuan untuk menjaga ekonomi petani bunga ditingkat desa. Anjuran ini sesuai dengan PKK saat turun ke desa-desa menyerap dan menampung aspirasi keluhan yang didapat melalui seminar dan diskusi,” tutur Sariati.
- FERRI